Jumat, 28 Januari 2011

White Balance

White Balance adalah istilah dalam fotografi untuk kalibrasi titik berwarna putih. Sebagaimana dijelaskan pada bagian suhu warna / color temperature, warna yang dianggap putih dapat bervariasi tergantung pada kondisi pencahayaan. Konsep "warna putih" menjadi bukan sesuatu yang absolut. Kebanyakan kamera digital dapat diatur untuk memilih warna putih sesuai selera Anda, biasanya dengan cara mengarahkan kamera ke obyek berwarna putih dalam sinaran cahaya yang ada, teknik ini disebut manual white balance. Beberapa kamera dapat juga mendeteksi adanya cahaya sekitar dan menentukan sendiri warna putih yang dimaksud - hal ini disebut automatic white balance. Sedangkan pemilihan white balance berdasarkan pilihan jenis lampu yang disediakan pada kamera digital disebut pre-set white balance.

HDR ((High Dynamic Range)

Manfaat dari HDR digunakan untuk memperkaya sebuah gambar dari bidikan digital camera. Tetapi bisa juga digunakan untuk memperbaiki gambar yang kurang pencahayaan sampai memberikan tampilan gambar berbeda dibandingkan gambar asli.

Metering

Metering adalah dasar untuk menghasilkan foto yang bagus secara teknis. Dalam dunia digital, kesalahan metering sampai dua stop masih bisa diatasi dengan cukup mudah.Secara umum, kamera harus ”diperintah” untuk melakukan pengukuran pencahayaan oleh pemotret dalam berbagai pilihan tindakan. Pilihan tindakan itu adalah metering dengan metode matrix, center weight, dan spot. Buka buku manual kamera untuk tahu cara menggunakan ketiga cara itu di kamera yang Anda miliki.

Cara matrix adalah mengukur cahaya secara rata-rata dari bidang yang dipotret. Cara center weight adalah mengukur cahaya cuma di sekitar 30 persen bidang tengah bagian yang akan dipotret, sementara cara spot adalah mengukur cahaya pada sebuah titik kecil tertentu di bidang yang akan dipotret.

Strobist


Strobist adalah seorang fotografer yang menggunakan flash off-kamera untuk mengambil gambar. Alih-alih flash pop-up biasa atau lampu kilat terpasang di atas kamera, strobists menggunakan untuk mencapai lebih menyenangkan dan foto lebih dinamis. Ini adalah hasil dari penempatan cahaya, karena tidak terbatas pada satu arah, yaitu bagian atas lensa. Dengan berkedip off-kamera, Anda dapat melakukan percobaan untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Diafragma/Rana

Pembahasan artikel teknik fotografi minggu kemarin sedikit saya jelaskan mengenai Shutter Speed, hal yang menentukan kecepatan dalam menutup dan membukanya sebuah tirai/rana. Baik, sekarang saya akan membahas langkah kedua yang harus dikuasai untuk mahir menggunakan DSLR.

Di artikel kedua kali ini saya akan membahas tentang Diafragma atau Aperture atau juga Bukaan. Kalau Shutter Speed menentukan kecepatan membuka dan menutupnya sebuah tirai/rana, maka Diafragma atau Apeture ini adalah hal yang menentukan bukaan terhadap lensa.
Dalam beberapa hal, fungsinya sama dengan Shutter Speed, yaitu mengkondisikan didapatnya sebuah cahaya sehingga menghasilkan sebuah objek yang tidak over exposure / terlalu terang maupun under exposure / minus cahaya.

Setiap jenis lensa memiliki Diafragma yang tidak selalu sama. Tergantung apakah itu wide lense, zoom lense maupun tele. Dan terkadang level lensa itu sendiri menentukan fasilitas Aperture itu sendiri. Semisal dalam Canon biasanya Seri L memiliki Aperture lebih besar dibanding dengan Seri yang biasa pada lensa bermilimeter sama.
Apeture itu sendiri sangat berpengaruh terhadap ketajaman gambar pada Foreground, Background maupun objek itu sendiri. Atau bahasa fotografinya mempengaruhi Depth of Field / DOF / Ruang tajam pada foto yang dihasilkan. Untuk lebih jelasnya seperti ini, coba perhatikan gambar dibawah ini.
Anda melihat beberapa tahap bukaan yang terdapat pada lensa, dalam DSLR angka berbanding terbalik dengan bukaan, artinya seperti ini jika tertera angka pertama 1,4 itu artinya bukaan 1,4 adalah bukaan yang paling besar, dan jika tertera angka terakhir 16 maka itu adalah bukaan yang paling kecil.

JENIS LENSA

1. Fish Eye Lens (lensa mata ikan).
Umumnya, lensa ini dipakai untuk kepentingan khusus tanpa menghiraukan distorsi (penyimpngan) yang akan ditimbulkannya.Biasanya, lensa ini digunakan untuk pemengambilan gambar pemandangan dan situasi. sudut pandang lensa (angle of view) mencapai 180 derajat.

2. Super Wide Lens(lensa sudut super lebar)
Umumnya, lensa ini dipakai untuk pengambilan gambar arsitektural, interior, eksterior, pemandangan dan lain-lain.

3. Wide Lens (lensa lebar)
Umumnya, lensa ini dipakai untuk pengambilan foto bersama,misalnya foto keluarga besar. Tidak menutup kemungkinan, lensa inipun dapat digunakan untuk semua kebutuhan.

4. Lensa Normal
Umumnya, lensa normal merupakan lensa bawaan/ standar pada saat membeli kamera. Lensa ini dapat dipakai untuk berbagai kebutuhan.

5. Lensa Tele
Lensa tele dipakai untuk memperbesar obyek yang akan difoto. Selain itu, lensa ini dapat digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek. Khusus untuk pemotretan portrait, penggunaan lensa tele akan menghasilkan gambar perspektif wajah mendekati aslinya. Lensa tele yang sering digunakan adalah lensa dengan fokus antara 85 mm sampai 135 mm.

6. Macro Lens (lensa makro)
Lensa makro dipakai untuk memotret obyek berukuran kecil atau pemotretan berjarak dekat, misalnya memotret bunga dan serangga. Umumnya,, lensa ini dipakai untuk keperluan reproduksi dengan kualitas prima serta distorsi minimal.

Kamis, 27 Januari 2011

10 Tips Memotret Sunset Dan Sunrise

Memotret sunset dan sunrise adalah salah satu dari sekian banyak ”foto wajib“ yang harus dilakukan oleh seorang penggemar fotografi. Kalau anda sudah pernah mencoba memotret sunset atau sunrise tetapi kurang puas dengan hasilnya, silahkan coba tips berikut ini supaya foto sunset dan sunrise bertambah baik:

Lakukan Persiapan Sebaik-baiknya

Sunset dan sunrise hanya berlangsung sekitar setengah jam. Untuk itu kita harus melakukan persiapan matang sebelumnya. Pastikan datang lebih awal dan pastikan anda sudah tahu dari  titik sebelah mana anda akan memotret. Agar komposisi akhir foto keren, lakukan observasi tempat sebelumnya. Untuk memastikan anda tidak terlambat , usahakan anda tahu jam berapa sunset atau sunrise akan tiba (karena jam sunset / sunrise berbeda dari lokasi ke lokasi).  Juga pastikan peralatan sudah siap: kamera – lensa – tripod (jika ada) serta aksesoris lainnya sudah terpasang & disetel dengan baik, sehingga saatnya tiba kita bisa sibuk memotret bukan sibuk mengeset alat.

Jangan Kecewa Karena Mendung

Karena anda sudah bersusah – payah mendatangi lokasi yang jauh dan sulit, jangan kecewa kalau mendadak mendung tiba. Maksimalkan kreatifitas anda saat langit tertutup mendung. Langit mendung bukan halangan menghasilkan foto indah saat sunrise dan sunset. Cari tahu obyek apa saja yang menarik untuk difoto saat mendung atau hujan.

Jangan Terpaku Pada Wide Angle

Memotret sunset dan sunrise menggunakan lensa sudut lebar (wide angle) merupakan hal yang biasa, namun jangan terpaku hanya menggunakan lensa tersebut (kalau anda memang punya pilihan lain). Manfaatkan rentang lensa yang lain, misalnya lensa tele.




Maksimalkan Siluet

Hal yang menambah daya tarik foto sunset dan sunrise adalah siluet. Siluet memberi kesan yang kuat serta memberi cerita dalam foto anda, apalagi jika anda memotret sunset atau sunrise di lokasi yang memiliki identitas kuat.

Bawalah Tripod

Jika anda ingin memanfaatkan teknik long shutter – membuat HDR atau panorama: tripod wajib dibawa

Gunakan Manual Focus

Karena sunset dan sunrise memiliki kualitas cahaya yang lumayan ekstrim, kadang kamera akan kesulitan menemukan fokus jika anda menggunakan mode auto focus, segera ganti ke mode manual sehingga kita tidak menyia-nyiakan waktu menunggu kamera menemukan titik fokus.




Gunakan Preset White Balance Cloudy

Ubahlah setting white balance anda ke cloudy (biasanya dilambangkan dengan ikon mendung). Setting white balance ini akan membuat foto sunset atau sunrise lebih hangat dan warnanya lebih “menggigit”, dibandingkan kalau menggunakan setting white balance auto. Atau jika anda suka bereksperimen, cobalah setting white balance lainnya.

Gunakan Spot Metering (SLR dan Prosumer) atau Sunset Scene (Untuk Kamera Saku)

Untuk memperoleh eksposur yang tepat, gunakan mode metering spot jika anda memiliki kamera SLR dan prosumer, atau gunakan mode scene sunset/ sunrise jika anda menggunakan kamera saku pemula. Untuk pengukuran menggunakan spot meter, arahkan titik fokus ke area sekitar matahari (jangan tepat di matahari – nya lalu lakukan metering dengan memencet separuh shutter, lalu kunci eksposur anda. Untuk kamera saku (dengan mode scene), tinggal arahkan dan jepret.


Jangan Berhenti Ketika Sunset Lewat

Saat memotret sunset, jangan kemasi kamera anda hanya karena matahari sudah melewati garis horison. Bertahanlah sebentar lagi, karena cahaya sesaat setelah sunset adalah salah satu cahaya paling indah yang dikeluarkan alam. Begitu juga dengan sunrise, jangan datang terlalu mepet dengan waktu matahari terbit. Cahaya sesaat sebelum sunrise adalah salah satu yang paling indah

Berdoalah Agar Alam Berpihak Pada Anda

Anda sudah jauh – jauh datang ke pantai terpencil (atau gunung), menyiapkan alarm untuk bangun jam 4 pagi dan sudah menata semua peralatan agar siap memotret, namun tiba – tiba hujan tiba. Ya apadaya, memotret di alam terbuka memang membutuhkan keberuntungan dan kesabaran, kenapa kesabaran? karena anda bisa mencoba lagi esok hari