Jumat, 28 Januari 2011

Diafragma/Rana

Pembahasan artikel teknik fotografi minggu kemarin sedikit saya jelaskan mengenai Shutter Speed, hal yang menentukan kecepatan dalam menutup dan membukanya sebuah tirai/rana. Baik, sekarang saya akan membahas langkah kedua yang harus dikuasai untuk mahir menggunakan DSLR.

Di artikel kedua kali ini saya akan membahas tentang Diafragma atau Aperture atau juga Bukaan. Kalau Shutter Speed menentukan kecepatan membuka dan menutupnya sebuah tirai/rana, maka Diafragma atau Apeture ini adalah hal yang menentukan bukaan terhadap lensa.
Dalam beberapa hal, fungsinya sama dengan Shutter Speed, yaitu mengkondisikan didapatnya sebuah cahaya sehingga menghasilkan sebuah objek yang tidak over exposure / terlalu terang maupun under exposure / minus cahaya.

Setiap jenis lensa memiliki Diafragma yang tidak selalu sama. Tergantung apakah itu wide lense, zoom lense maupun tele. Dan terkadang level lensa itu sendiri menentukan fasilitas Aperture itu sendiri. Semisal dalam Canon biasanya Seri L memiliki Aperture lebih besar dibanding dengan Seri yang biasa pada lensa bermilimeter sama.
Apeture itu sendiri sangat berpengaruh terhadap ketajaman gambar pada Foreground, Background maupun objek itu sendiri. Atau bahasa fotografinya mempengaruhi Depth of Field / DOF / Ruang tajam pada foto yang dihasilkan. Untuk lebih jelasnya seperti ini, coba perhatikan gambar dibawah ini.
Anda melihat beberapa tahap bukaan yang terdapat pada lensa, dalam DSLR angka berbanding terbalik dengan bukaan, artinya seperti ini jika tertera angka pertama 1,4 itu artinya bukaan 1,4 adalah bukaan yang paling besar, dan jika tertera angka terakhir 16 maka itu adalah bukaan yang paling kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar